Tiga Perangkap yang Diperingatkan oleh Amirul Mukminin (as)

Berita Hawzah– Salah satu titik kelemahan utama manusia adalah persoalan merasa bahwa diriny paling benar dan paling hebat. Dalam hal ini, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib 'alaihissalam memberikan nasihat dan peringatan terkait bahaya tersebut. Dalam pesan ke-53 di Nahjul Balaghah, beliau bersabda:

{وَ إِیَّاکَ وَالاِْعْجَابَ بِنَفْسِکَ، وَالثِّقَةَ بِمَا یُعْجِبُکَ مِنْهَا، وَحُبَّ الاِْطْرَاءِ}

"Jauhilah sifat mengagumi diri dengan mengandalkan apa yang tampak baik pada diri kalian sendiri dan menyenangi pujian yang berlebih-lebihan,...."

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib 'alaihissalam memberikan peringatan penting tentang tiga kelemahan besar yang dapat menjerumuskan manusia, khususnya para pemimpin. Beliau menegaskan bahwa rasa bangga diri, kepercayaan berlebihan pada kelebihan pribadi, dan kecintaan terhadap pujian yang berlebihan merupakan tiga penyakit berbahaya bagi manusia.

Salah satu kelemahan utama manusia adalah ujub (rasa bangga dan puas terhadap diri sendiri). Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib 'alaihissalam menaruh perhatian serius terhadap masalah ini dan memberikan nasihat yang sangat mendalam. Imam Ali bin Abi Thalib 'alaihissalam dengan tegas menunjuk tiga titik lemah manusia, terutama para penguasa dan pemimpin: pertama, sikap merasa diri paling benar dan paling hebat (ujub); kedua, terlalu bergantung pada kelebihan dan kekuatan diri sendiri; dan ketiga, kecintaan terhadap pujian dan sanjungan para pemuji.

Keterjerumusan manusia dalam hal-hal tersebut bersumber dari cinta diri (hubb al-nafs) yang berlebihan. Rasa cinta ini membuat seseorang: Melihat kelebihan dirinya secara berlebihan, Bergantung penuh pada kekuatannya sendiri, dan Menyukai bahkan mencari-cari pujian, Hingga terkadang menganggap kelemahan sebagai kelebihan. Dalam kondisi seperti ini, sanjungan para pemuji menjadi sesuatu yang sangat diharapkan dan dicari. Inilah keadaan paling berbahaya bagi manusia, karena perlahan menutup mata hati, mematikan kesadaran diri, dan menjauhkan seseorang dari kebenaran serta nasihat yang tulus.